Jumat, 30 Maret 2018

Review pertemuan ketiga :)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh,
Selamat datang di tulisan blog ini lagi (hehehehe). By the way, maaf untuk keterlambatan memosting pertemuan ketiga ini :D Pertemuan ketiga ini saya hanya mem-post ringkasan yang telah di presentasikan oleh teman-teman saya, yang terbagi atas 5 kelompok dan termasuk kelompok saya. Tema presentasi setiap kelompok sama, yaitu tentang Sejarah Jurnalistik.
ü  Kelompok 1 menerangkan tentang Sejarah Jurnalistik Sebelum Penemuan Mesin Cetak Guten Berg.
Sebelum manusia mengenal tulisan, manusia berkomunikasi menggunakan lisan dan menyampaikan kabar ataupun pengumuman dari mulut ke mulut. Setelah mengenal tulisan manusia menyampaikan kabar melalui surat tertulis yang ditempel pada papan pengumuman.
Di Benua Asia, tempatnya di Korea dan Jepang, pada tahun 105 sesudah Masehi, pembuatan media tulisan dibuat dari berbagai tanaman yang berserabut. Hal ini menyebar ke negara Korea dan Jepang. Karakter media pada masa itu yaitu menggunakan media tulis, karena belum ditemukannya mesin ketik GutenBerg. Reaksi masyarakat pada saat itu yaitu mereka mendapat kabar atau informasi melalui media tulisan yang ditulis di berbagai tanaman yang berserabut.
Sedangkan di Cina Sebelum Ts’ai Lun menemukan kertas, buku-buku terbuat dari bambu yang jelas buku-buku menjadi berat dan sulit dibawa. Pada dinasti Han muncul lembaran berita terbitan pemerintah yang disebut “tching-pao” atau king pao yang artinya kabar dari istana. Waktu dinasti tang menerbitkan Kai Yuan Zan Bao yang ditulis tangan pada sehelai kain sutra. Reaksi Pemerintah Pada saat itu, terdapat acta diurna yang memuat semua hasil sidang, peraturan baru, keputusan-keputusan senat dan berbagai informasi penting yang ditempel di sebuah pusat kota. “Acta Diurna” dimasa Romawi Kuno dipahami sebagai papan pengumuman (sejenis majalah dinding atau papan informasi sekarang) diyakini sebagai produk jurnalistik pertama; pers, media massa, atau surat kabar harian pertama di dunia. Julius Caesar pun disebut sebagai “Bapak Pers Dunia”. Reaksi masyarakat  pada saat ditemukannya kertas maupun buku yang  terbuat dari bambu yaitu mereka menyebarkan informasi ataupun berita melalui media tersebut.
Di Benua Afrika, tempatnya di Mesir, Pada peradaban Mesir Kuno, bangsa Mesir sudah memanfaatkan papirus sebagai bahan untuk membuat kertas pada zaman kuno kira-kira tahun 3500 SM. Reaksi pemerintah masyarakat Mesir sangat memanfaatkan papirus untuk dibuat kertas agar dapat mereka manfaatkan sebagai media tulis untuk menyebar segala informasi dan kabar yang terjadi. Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir Kuno pada masa wangsa firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan sangat mahal. 
Di Benua Eropa, saat kerajaan Romawi berkuasa Papan pengumuman “Annals” yang digantungkan di serambi rumah. “Acta Diurna” yang dicetak dalam sebongkah batu atau selembar logam yang kemudian dipasang atau ditempelkan di pusat kota yang disebut forum romanum (stadion Romawi). Sebagian khalayak yang merupakan tuan tanah/hartawan yang ingin mengetahui informasi, menyuruh budak-budak nya yang bisa membaca dan menulis untuk mencatat segala sesuatu ang terletak di papan pengumuman. Para pencatat tersebut disebut Diurnarri.
ü  Kelompok 2 menerangkan tentang Sejarah Jurnalistik Abad ke-15
Beberapa peristiwa  besar yang terjadi pada abad 15 hingga sebelum abad 18 yaitu mulai dari tahun 1423, percetakan kayu pertama diatas kertas yang telah dijelaskan oleh kelompok 1. Pada tahun 1436, Gutenberg mulai mengerjakan mesin cetak. Dibutuhkan waktu empat tahun untuk menyelesaikan pers kayu yang menggunakan jenis logam bergerak. Pada tahun 1448, Gutenberg mendirikan toko percetakan di Mainz. Di antara terbitan pertama yang dicetak dengan menggunakan jenis bergerak adalah 'Puisi Penghakiman Terakhir' dan 'Kalender untuk tahun 1448'. Sekitar tahun 1450, Gutenberg mulai mencetak Alkitab. Edisi pertama memiliki 40 baris per halaman. Pada tahun 1453, Konstantinopel ditangkap oleh orang-orang Turki. Banyak buku dari perpustakaan kekaisarannya dibakar atau dibawa pergi dan dijual. Ini menandai berakhirnya perpustakaan besar dunia kuno. Pada tahun 1455, Alkitab Gutenberg dicetak, Gutenberg mencetak sekitar 180 salinan dari 42 ayat yang disebut sebagai Gutenberg Bible. Ini dianggap sebagai buku produksi massal pertama. Teks diatur dalam tipe gothic. Pelanggan bisa mendapatkan salinannya secara manual. Gutenberg bangkrut pada 1455 ketika investornya Johann Faust menyita hipotek yang digunakan untuk membiayai pembangunan pers.
ü  Kelompok 3 menerangkan tentang Sejarah Jurnalistik Abad ke-18.
Jurnalisme abad 18 lebih menuju pada bisnis dan politik. Pada pertengahan abad 18 mulai muncul kantor berita. Kantor berita yang masih beroperasi sampai sekarang adalah Associated press (AS) dan Reuters (Inggris) dan Agence-france Presse (Prancis).       Pada abad 17 – 18 di Eropa Barat (Inggris dan Amerika) mulai muncul surat kabar atau koran dan dua media tersebut mendapat perlawanan dan sensor dari penguasa setempat. Pada abad 18 juga muncul Yellow Journalism (jurnalisme kuning),yaitu istilah untuk pertempuran antara dua koran besar di New York. Satu dimiliki oleh Joseph Pulitzer dan satu lagi dimiliki oleh William Randdolph Hearst. Ciri jurnalisme kuning adalah pemberitaannya yang sensasional dengan mengandalkan judul. Tujuannya untuk meningkatkan penjualan. Namun jurnalisme kuning tidak bertahan lama seiring munculnya kesadaran jurnalisme sebagai profesi. Pada tahun 1714, ditemukan mesin tik oleh Henry Mill dan ia memperoleh hak paten atas penemuannya.
Tahun 1809 di temukan mesin silinder oleh John Dickinson yang menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas tipis. Pada tahun 1750-1850 terjadi revolusi industri di Inggris. Pada masa ini surat kabar mulai eksis. Sehingga budaya membaca semakin meningkat dan permintaan surat kabar semakin banyak.  Pada 1893 mulai muncul surat kabar di Amerika menggunakan tinta warna pada beberapa bagian di korang edisi Minggu. Pada 1899 mulai digunakan teknologi merekam ke dalam pita, walaupun belum banyak digunakan oleh para jurnalis yang baru.
Perbedaan jurnalistik abad 18 di era sebelumnya adalah (1) kegiatan penyebaran informasi memlalui tulis menulis makin meluas pada masa peradaban Mesir, ketika masyarakat menemukan teknik pembuatan kertas dari serat tumbuhan yang bernama “phapyrus” (2) penyebaran informasi tertulis maju sangat pesat sejak mesin cetak di temukan oleh Guttenbergh tahun 1450 (3) pelopor surat kabar sebagai media berita pertama yang bernama “Gazetta” lahir di Venice, Italia tahun 1536, surat kabar cetak yang pertama kali terbit setiap hari adalah Oxford Gazette di Inggris tahun 1665 M (4) di Amerika Serikat ilmu persurat kabaran mulai berkembang sejak tahun 1690 dengan istilah Jurnalism. Saat itu terbit surat kabar dalam bentuk modern. (5) Abad 17 mulai muncul organisasi mencari berita (wartawan) (6) Abad 17, sejak saat itu jurnalistik bukan saja menyiarkan berita, tetapi juga mempengaruhi pemerintah dan masyarakat
ü  Kelompok 4 menerangkan tentang Sejarah Jurnalistik abad ke-20.
Media yang berkembang pada abad ke-20, dimulai dari surat kabar dan majalah mendapat pesaing baru dalam pemberitaan dengan maraknya radio berita, tahun 1950 perhatian masyarakat sedikit teralihkan dengan munculnya televisi, tahun 1970 – 1980 muncul komputer.
Pada tahun 1928, tercatat sekitar 500 buah desertasi yang mengangkat tema utamanya disekitar problematika persurat kabaran, pers saat itu masih sangat terbatas yaitu hanya pada media cetak: surat kabar yang dikenal sebagai ilmu persuratkabaran. Radio dan televisi belum hadir.
Di Amerika, tahun 1912-1913, mulai berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan formal yang membuka dan mengajarkan jurnalistik seperti School of Journalism di Columbia University penggagasnya adalah Joseph Pulitzer.
Di Indonesia, Sejarah persuratkabaran sebetulnya telah berlangsung sejak zaman penjajahan. Tahun 1907, Medan Prijaji muncul sebagai koran mingguan dan baru tahun 1901 sebagai koran harian. Sayangnya koran ini hanya mampu bertahan selama 5 tahun dan telah menghasilkan 2000 exlemplar Perkembangan persuratkabaran terus tumbuh baik bersifat radikal ataupun nasional diantaranya Oetoesan Hindia terbit di Surabaya dibawah Sarekat Islam (1914), Neratja di Batavia (1917), Boedi Oetomo di Yogya (1920), Sri Djojobojo di Kediri (1920). Diluar Jawa juga muncul semarak koran – koran yang membawakan citra nasionalis Islam, Tjaja Soematra di Padang (1914) ,Benih Merdeka di Medan (1919), Hindia Sepakat di Sibolga (1920), Oetoesan Islam di Gorontalo (1927), Oetosan Borneo di Pontianak (1927). Pers Indonesia sebagai alat perjuangan.
Media yang terkenal pada tahun 1990 an :  buku, internet, majalah, surat kabar, film, raido, rekaman, televisi. Karakteristik Media abad ke 20: Sebuah organisasi formal, hubungan antara kepribadian media dan khalayak masih secara tidak langsung, media bersifat umum dan isi media massa terbuka bagi siapapun, media diarahkan atau ditujukan kepada khalayak yang luas, khalayak merupakan bagian dari budaya media, dan masyarakat sangat percaya terhadap apa yg disampaikan atau yang mereka lihat di media
Kebijakan pemerintah terhadap jurnalistik, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto: Pada masa ini, surat kabar memiliki peranan penting sebagai sarana penguatan warga negara Indonesia dan sebagai perlindungan dari hasutan yang di sebarkan Belanda melalui media massa mereka. Namun sayangnya setelah kedudukan Indonesia sudah semakin kuat dengan dibubarkannya RIS (Republik Indonesia Serikat) dan diakuinya kedaulatan Indonesia sebagai republik kesatuan berdasarkan UUDS, peranan jurnalistik mulai tergoyahkan. Surat kabar justru mulai digunakan sebagai alat manuvater politik yang bertujuan mengguncang bahkan menyerang lawan politik supaya mendapat kekuasaan di pemerintahan Indonesia yang baru. Keadaan jurnalistik semakin memburuk. Banyak surat kabar yang di bredel karena dianggap melawan pemerintah. Banyak wartawan yang ditangkap karena mengancam pemerintah, padahal mereka hanya menyuarakan kebenaran. Saking buruknya kondisi jurnalistik pada saat ini, tanggal 1 Oktober 1958 ditetapkan sebagai tanggal matinya kebebasan pers di Indonesia dengan makin banyaknya surat kabar yang dipaksa tutup dan wartawan ditangkapi. Terlebih lagi, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit presiden pada tanggal 5 Juli 1959 yang semakin mempersempit ruang gerak dan kebebasan pers di negara kita.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto: masa ini disebut juga masa demokrasi liberal yang berpengaruh kepada kebebasan pers dan dunia jurnalistik di Indonesia, dimana setiap orang yang memiliki modal diperbolehkan menerbitkan media massa berupa surat kabar atau majalah tanpa memerlukan pengesahan dari pihak manapun. Dengan begitu masyarakat Indonesia terutama kalangan wartawan lebih bebas dalam menyuarakan pendapat dan pemikiran mereka tanpa khawatir akan ditangkapi seperti sebelumnya. Namun justru karna itu, banyak media yang berlomba-lomba menulis berita dan mengesampingkan mutu berita tersebut. Banyak juga konten pornografi yang tersebar karena bebasnya pers pada masa itu. Karena keadaan semakin memburuk seperti terjadinya perang pena dan fitnah dimana-mana, pemerintah mengeluarkan ketetapan MPRS No. XXXII/MPRS/1966 pada tanggal 6 Juli 1966 yang disambut oleh kalangan wartawan dengan dengan Deklarasi Wartawan Indonesia hasil dari konferensi kerja PWI di Jawa Timur.
Reaksi Masyarakat Terhadap perkembangan Jurnalistik: Masyarakat pada saat itu sangat menerima dengan adanya media media yang muncul pada masa itu, karena memudahkan mereka untuk memberi dan menerima informasi. Dan para jurnalis juga semain mudah untuk menyebarkan informasi yang dibuatnya.
ü  Kelompok 5 menerangkan tentang Sejarah Jurnalistik pada tahun 1900-an.
Pertama kali muncul di Amerika “The new york daily” tabloid atau majalah, di Eropa berkembang pertama kali di romawi kuno yaitu Acta Diurna berkembang semakin pesat setalah ditemukannya mesin cetak oleh Guttenberg, Cina pertama kali membuat kertas, dengan adanya hal itu Jurnalistik dianggap untuk kalangan atas dan mempunyai andil besar terhadap perkembangannya, di Indonesia pada tahun 1945 diterbitkan koran Soeara Merdeka (Bandung), Berita Indonesia (Jakarta).
Media yang berkembang adalah pada tahun 1920-an surat kabar dan majalah mendapatkan pesaing baru dalam pemberitaan, dengan maraknya radio berita, tahun 1950-an, perhatian masyarakat teralihkan dengan munculnya televisi, kemudian era 1970-1980 juga ikut mengubah cara dan proses produksi berita, pada tahun 1990-an dimana teknologi internet mulai dikembangkan teknologi nirkabel atau wirelles pada notebook dan tahun 2000-an mulai muncul situs-situs pribadi.
Perbedaan dari abad sebelumnya adalah pada tahun 1990 an dimana tekologi internet mulai dikembangkan teknologi nikabel atau wirelles pada notebook (komputer jinjing) pun diciptakan yang pada akhirnya memudahkan pelaksanaan proses-proses jurnalistik. Di Amerika pada tahun 1990-an mulai menggunakan sistem internet sebagai bagian dari jurnalistik di World Wide Web (WWW). Surat kabar di Amerika seperti “Chicago Tribune” yang didistribysikan sejak 1992, kemudia pada tahun 1993 “Sun Jose Mencuri Pusat”, “Nando.net”. Pada tahun 1998 BBC News digambarkan sebagai surat kabar yang dinamis dan juga media siaran terkemuka di Inggris.
Sedangkan di Jepang, media jurnalistik pada abad ini  pertama kali muncul pada kisaran tahun 1994. Tidak lama sejak pelayanan internet komersial pertama kali muncul yaitu mainichi.jp, yomiuri.co.jp, asahi.com merupaka versi online dari shimbun yang merupakan koran-koran terkenal di Jepang.
Karakteristik media online di Indonesia, internet di indonesia bermula pada tahun 1990, awalnya adalah proyek hobi dari sejumlah orang, orang yang tertarik membangun jaringan komputer. Tokoh internet mulai dikenal di publik saat jasa layanan internet komersil pertama, yaitu : indonet berdiri pada 1994 catatan tentang media pertama yang hadir di internet jauh lebih pasti republika online yang tayang perdana pada 17 Agustus 1995. Pada 11 Juli 1997 harian waspada di Sumatra Utara meluncurkan waspada online, tak lama setelah waspada online muncul, muncullah kompas online pada 22 Agustus 1997.
Reaksi masyarakat dalam media online terdapat reaksi negatif dan positif, yaitu reaksi negatif : terlalu tergesa-gesa dalam menerima suatu informasi tanpa diimbangi bukti yang kuat sehingga masyarakat mudah terpengaruh dengan adanya berita yang itu belum tentu kebenarannya (hoax). Sedangkan reaksi Positif: adanya berita masyarakat lebih mudah memperoleh informasi karena hanya dengan media online saja, berita tersebut cepat menyebar dan munculnya banyak jurnalis baru yang bebas menulis dan mengabarkan berita manapun mereka berada.
         
Baiklah, itulah pemaparan singkat dari sejarah jurnalistik semoga bermanfaat :) wassalamu’alaikum J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Siswa SMPN 1 Buduran Pengukir Prestasi Olahraga Hockey di Tingkat Kabupaten Sidoarjo Lang Tedja Sukmana, siswa SMPN 1 Buduran   ...