Bahasa
Jurnalistik
Bahasa yang digunakan dalam berita sangat
berbeda dengan bahasa yang digunakan pada tulisan di novel seperti novel teenlit,
cerpen, puisi, prosa dan macam sastra lainnya. Dalam berita sangat
mengutamakan news value dan menggunakan bahasa Indonesia ragam
jurnalistik. Ada beberapa karakteristik bahasa dalam jurnalistik yaitu :
1. Menaati
ejaan yang berlaku (EYD)
2. Menaati
kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku
3. Tidak
meninggalkan prefiks me- dan prefiks ber-, kecuali pada judul berita. Pada
judul boleh meninggalkan kata depan atau prefiksnya dengan tujuan menghidupkan
judul. Dalam tubuh berita boleh ada prefiks
4. Menggunakan
kalimat pendek dan lengkap (subjek, predikat, objek). Menyampaikan informasi
yang valid dengan menggunakan kalimat pendek yang utuh dan lengkap
5. Menggunakan
kalimat logis. Satu kalimat hanya berisi satu gagasan
6. Satu
paragraf hanya terdiri dari 2 atau 3 kalimat kesatuan dan kepaduan antarkalimat
harus terpelihara. Tujuannya supaya sesuai atau terpadu, supaya balance
dan dinamis
7. Menggunakan
bentuk aktif lebih diutamakan dibandingkan kalimat pasif, supaya mudah di cerna
atau dipahami
8. Kata-kata
mubazir seperti seperti adalah, merupakan, dari, daripada, dan sebagainya
sebaiknya dibatasi penggunaannya untuk menghindari kata-kata rancu.
9. Kalimat
aktif dan pasif tidak dicampurkan dalam satu paragraf
10. Kata-kata
asing dan istilah ilmiah yang terlalu teknis, tidak digunakan. Jika terpaksa
maka harus dijelaskan
11. Penggunaan
singkatan dan akronim sangat dibatasi. Pada pertama kali akronim digunakan
harus diberi penjelasan kepanjangannya
12. Penggunaan
kata yang pendek didahulukan daripada kata panjang
13. Tidak
menggunakan kata ganti orang pertama maupun kata ganti orang kedua. Berita
harus menggunakan orang ketiga. Berbeda dengan siaran langsung di televisi,
dalam berita wartawan menuliskan berita dalam bentuk orang ketiga
14. Kalimat
kutipan ditempatkan pada akhir paragraf atau paragraf baru
15. Tidak
memasukkan pendapat atau opini dalam berita
16. Segala
sesuatu yang menjadi hasil observasi dijelaskan secara spesifik melalui bentuk
keterangan dalam kalimat
17. Bahasa
jurnalistik adalah bahasa komunikatif. Jadi harus dapat dipahami oleh pembaca
Usahakan dalam menulis berita hindari
kalimat rumit, pilihlah kalimat pendek, tepat dan utuh. Wartawan seringkali dituding
sebagai perusak bahasa Indonesia. Karena apa? Menurut pendidik Indonesia J.S
Badudu, penggunaan yang salah dari ejaan, pemilihan, kata, penghilangan
unsur-unsur gramatikal, dan penyusunan bahasanya. Jika dalam berita tulisannya
jelek dan tulisan tersebut dibaca oleh banyak orang, maka wartawa bisa di cap
sebagai perusak bahasa.
Sumber:
Bu Artika Farmita, dosen Jurnalistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar