Senin, 09 April 2018

Bahasa Indonesia 'milik' Jurnalistik


Bahasa Jurnalistik

     Bahasa yang digunakan dalam berita sangat berbeda dengan bahasa yang digunakan pada tulisan di novel seperti novel teenlit, cerpen, puisi, prosa dan macam sastra lainnya. Dalam berita sangat mengutamakan news value dan menggunakan bahasa Indonesia ragam jurnalistik. Ada beberapa karakteristik bahasa dalam jurnalistik yaitu :
1.        Menaati ejaan yang berlaku (EYD)
2.       Menaati kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku
3.    Tidak meninggalkan prefiks me- dan prefiks ber-, kecuali pada judul berita. Pada judul boleh meninggalkan kata depan atau prefiksnya dengan tujuan menghidupkan judul. Dalam tubuh berita boleh ada prefiks
4.     Menggunakan kalimat pendek dan lengkap (subjek, predikat, objek). Menyampaikan informasi yang valid dengan menggunakan kalimat pendek yang utuh dan lengkap
5.       Menggunakan kalimat logis. Satu kalimat hanya berisi satu gagasan
6.    Satu paragraf hanya terdiri dari 2 atau 3 kalimat kesatuan dan kepaduan antarkalimat harus terpelihara. Tujuannya supaya sesuai atau terpadu, supaya balance dan dinamis
7.   Menggunakan bentuk aktif lebih diutamakan dibandingkan kalimat pasif, supaya mudah di cerna atau dipahami
8.      Kata-kata mubazir seperti seperti adalah, merupakan, dari, daripada, dan sebagainya sebaiknya dibatasi penggunaannya untuk menghindari kata-kata rancu.
9.      Kalimat aktif dan pasif tidak dicampurkan dalam satu paragraf
10.   Kata-kata asing dan istilah ilmiah yang terlalu teknis, tidak digunakan. Jika terpaksa maka harus dijelaskan
11.   Penggunaan singkatan dan akronim sangat dibatasi. Pada pertama kali akronim digunakan harus diberi penjelasan kepanjangannya
12.    Penggunaan kata yang pendek didahulukan daripada kata panjang
13.   Tidak menggunakan kata ganti orang pertama maupun kata ganti orang kedua. Berita harus menggunakan orang ketiga. Berbeda dengan siaran langsung di televisi, dalam berita wartawan menuliskan berita dalam bentuk orang ketiga
14.    Kalimat kutipan ditempatkan pada akhir paragraf atau paragraf baru
15.    Tidak memasukkan pendapat atau opini dalam berita
16.    Segala sesuatu yang menjadi hasil observasi dijelaskan secara spesifik melalui bentuk keterangan dalam kalimat
17.     Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikatif. Jadi harus dapat dipahami oleh pembaca
     Usahakan dalam menulis berita hindari kalimat rumit, pilihlah kalimat pendek, tepat dan utuh. Wartawan seringkali dituding sebagai perusak bahasa Indonesia. Karena apa? Menurut pendidik Indonesia J.S Badudu, penggunaan yang salah dari ejaan, pemilihan, kata, penghilangan unsur-unsur gramatikal, dan penyusunan bahasanya. Jika dalam berita tulisannya jelek dan tulisan tersebut dibaca oleh banyak orang, maka wartawa bisa di cap sebagai perusak bahasa.

Sumber: Bu Artika Farmita, dosen Jurnalistik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Siswa SMPN 1 Buduran Pengukir Prestasi Olahraga Hockey di Tingkat Kabupaten Sidoarjo Lang Tedja Sukmana, siswa SMPN 1 Buduran   ...